Kamis, 12/01/2012 09:10 WIB
Browser anda tidak mendukung iFrame
Port Moresby Rupanya tudingan Wakil PM Belden Namah terhadap Indonesia atas insiden 29 November 2011 masih menjadi masalah di dalam negeri Papua Nugini (PNG). Pemerintah PM Peter O'Neill memanggil pulang Dubesnya di Jakarta untuk konsultasi.
Radio Australia edisi Rabu (11/1/2012) melaporkan, O'Neill memanggil Dubes Peter Ilau sebagai upaya untuk menuntaskan insiden intersepsi 2 pesawat Sukhoi Indonesia pada pesawat yang ditumpangi Belden Namah. Namah menyebut tindakan itu sebagai agresi dan intimidasi.
O'Neill mengatakan, dia memanggil Dubes Peter Ilau untuk berkonsultasi dengan otoritas Indonesia. Pemanggilan ini diputuskan setelah pemerintah melakukan rapat kabinet.
Pekan lalu, Namah mengancam akan mengusir Dubes Indonesia di Port Moresby dan menarik Dubesnya di Jakarta bila Indonesia tidak memberikan penjelasan dalam waktu 48 jam. Kemlu RI telah memberikan penjelasan dan menganggap masalah itu telah selesai. PNG bisa menerima penjelasan Indonesia dan memuji respons yang cepat dari Kemlu.
O'Neill menambahkan, rapat kabinet sepakat PNG tetap memelihara hubungan diplomatik dengan Indonesia. Pemerintahannya berharap menyelesaikan masalah itu sesegera mungkin.
Saat ini PNG mengalami krisis politik. Terjadi dualisme kepemimpinan di bawah PM Peter O'Neill yang didukung parlemen dan PM Sir Michael Somare yang didukung MA. Kekerasan silih berganti terjadi akibat perebutan pengaruh ini.
(nrl/vta)
Radio Australia edisi Rabu (11/1/2012) melaporkan, O'Neill memanggil Dubes Peter Ilau sebagai upaya untuk menuntaskan insiden intersepsi 2 pesawat Sukhoi Indonesia pada pesawat yang ditumpangi Belden Namah. Namah menyebut tindakan itu sebagai agresi dan intimidasi.
O'Neill mengatakan, dia memanggil Dubes Peter Ilau untuk berkonsultasi dengan otoritas Indonesia. Pemanggilan ini diputuskan setelah pemerintah melakukan rapat kabinet.
Pekan lalu, Namah mengancam akan mengusir Dubes Indonesia di Port Moresby dan menarik Dubesnya di Jakarta bila Indonesia tidak memberikan penjelasan dalam waktu 48 jam. Kemlu RI telah memberikan penjelasan dan menganggap masalah itu telah selesai. PNG bisa menerima penjelasan Indonesia dan memuji respons yang cepat dari Kemlu.
O'Neill menambahkan, rapat kabinet sepakat PNG tetap memelihara hubungan diplomatik dengan Indonesia. Pemerintahannya berharap menyelesaikan masalah itu sesegera mungkin.
Saat ini PNG mengalami krisis politik. Terjadi dualisme kepemimpinan di bawah PM Peter O'Neill yang didukung parlemen dan PM Sir Michael Somare yang didukung MA. Kekerasan silih berganti terjadi akibat perebutan pengaruh ini.
(nrl/vta)
Baca Juga
- Wakil PM PNG Desak PM O'Neill Mundur karena Tak Dukung Ancaman ke RI
- KBRI di PNG Didemo 50-an Orang
- PM PNG Peter O'Neill: Ancaman pada Indonesia Tak Perlu
- Hubungan RI - PNG
Ancaman Kubu PM O'Neill pada Indonesia Dikecam Kubu PM Sir Michael - Pesawat TNI 'Kawal' Jet PNG karena Diduga Bawa Banyak Dolar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar