Minggu, 01 April 2012

PNG Panggil Dubesnya di Jakarta untuk Konsultasi

Nurul Hidayati - detikNews
Kamis, 12/01/2012 09:10 WIB 
 
Browser anda tidak mendukung iFrame
Port Moresby Rupanya tudingan Wakil PM Belden Namah terhadap Indonesia atas insiden 29 November 2011 masih menjadi masalah di dalam negeri Papua Nugini (PNG). Pemerintah PM Peter O'Neill memanggil pulang Dubesnya di Jakarta untuk konsultasi.

Radio Australia edisi Rabu (11/1/2012) melaporkan, O'Neill memanggil Dubes Peter Ilau sebagai upaya untuk menuntaskan insiden intersepsi 2 pesawat Sukhoi Indonesia pada pesawat yang ditumpangi Belden Namah. Namah menyebut tindakan itu sebagai agresi dan intimidasi.

O'Neill mengatakan, dia memanggil Dubes Peter Ilau untuk berkonsultasi dengan otoritas Indonesia. Pemanggilan ini diputuskan setelah pemerintah melakukan rapat kabinet.

Pekan lalu, Namah mengancam akan mengusir Dubes Indonesia di Port Moresby dan menarik Dubesnya di Jakarta bila Indonesia tidak memberikan penjelasan dalam waktu 48 jam. Kemlu RI telah memberikan penjelasan dan menganggap masalah itu telah selesai. PNG bisa menerima penjelasan Indonesia dan memuji respons yang cepat dari Kemlu.

O'Neill menambahkan, rapat kabinet sepakat PNG tetap memelihara hubungan diplomatik dengan Indonesia. Pemerintahannya berharap menyelesaikan masalah itu sesegera mungkin.

Saat ini PNG mengalami krisis politik. Terjadi dualisme kepemimpinan di bawah PM Peter O'Neill yang didukung parlemen dan PM Sir Michael Somare yang didukung MA. Kekerasan silih berganti terjadi akibat perebutan pengaruh ini.


(nrl/vta)
Baca Juga
http://www.detiknews.com.

Kamis, 26 Januari 2012

OPM Juga Hambat Pembangunan di Paniai

JAYAPURA—Apabila   4  Distrik di wilayah Kabupaten Puncak Jaya tak ada pembangunan  sejak tahun 2004  hingga  2011   lantaran  lokasinya diduga sebagai “Sarang” Organisasi Papua Merdeka  (OPM),  maka hal yang  tak beda  ditemui  di wilayah Kabupaten Paniai.  Pasalnya,    akibat   aktivitas pergerakan OPM  yang dipimpin   John Yogi,   pembangunan jalan  di  tiga  Distrik terhambat . Tiga distrik itu masing masing  Distrik Enarotali, Bibida, dan Pasir Putih.
Demikian disampaikan Anggota Komisi A DPR Papua Ina Kudiai di ruang kerjanya, Kamis (26/1).  Putri asli daerah Paniai ini mengatakan, pihaknya  mendesak  Pemerintah Daerah  Kabupaten Paniai untuk membangun jalan di tiga Distrik tersebut.   
Karena  itu, pihaknya meminta pembangunan jalan tersebut dilakukan setelah disahkannya APBD tahun ini.     
“Anak buah John Yogi sudah tak ada lagi di tiga distrik itu, maka pemerintah bisa membangun jalan untuk aktivitas masyarakat. Apalagi masyarakat sampai saat ini masih kesulitan untuk menyalurkan hasil kebunnya ke  pasar,” jelasnya. Lanjut dia,  masyarakat setempat juga berharap tak ada lagi markas OPM di daerah itu, agar aktivitas masyarakat berjalan dengan normal.
“Tiga distrik itu merupakan penghasil sayur mayur untuk daerah Paniai.  Sehingga pemkab setempat harus perhatikan tiga distrik ini, agar aktivitas kendaraan bisa masuk dan mengangkut sayur didaerah itu,” ujarnya.
Sedangkan,  menurutnya, sebelum ada jalan di tiga distrik itu, masyarakat harus menempuh perjalanan ke Kota Enarotali selama lima jam.
“Jika jalan itu dibangun, masyarakat setempat bisa menuju ke Kota Enarotali sekitar 3 jam  sehingga bisa menghemat waktu,” urainya. (mdc/don/l03)
                                                    http://www.bintangpapua.com